SELAMAT DATANG

Rabu, 13 Juni 2012

ANALISIS ARTIKEL

artikel ANALISIS KEBAHASAAN DAN ANALISIS SIMBOLS
BAHASA SMS: ANALISIS KEBAHASAAN DAN ANALISIS SIMBOL
Oleh :
Tubagus Syaifullah / 08321134 / 2004
Unisda Lamongan
ABSTRAK
Tubagus Syaifullah, Dkk. 2010. “Bahasa SMS: Analisis Bacaan dan Analisis Simbol”. Artikel. Lamongan: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UNISDA.
Pembimbing : Drs. Syamsul Ghufron, M.Si.
Key Words : Bahasa SMS, Bacaan, dan Simbol
Latar belakang pegkajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sms dalam menciptakan konstruksi bentuk bahasa dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Selain itu, pengkajian ini juga dilatarbelakangi oleh suatu usaha untuk menambah khasanah bahasa dan ilmu bahasa, khususnya bahasa Indonesia.
Tujuan pengkajian ini secara umum merupakan suatu konsep kebahasaan. Adapun secara lebih khusus, penkajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk bahasa SMS yang menggunakan permainan angka, simbol sebagai pengganti huruf, tanda elipsis, dan bentuk-bentuk singkatan yang ditinjau dari aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumentasi. Adapun teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis data kualitatif.
Hasil kajian ini berupa konsep keilmuan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa SMS di kalangan masyarakat. Bahasa sms diposisikan tersendiri di luar kaidah bahasa baku Bahasa Indonesia. Pemosisian itu mengarah pada objek psikolinguistik perkembangan dan sosiolinguistik sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya bahasa SMS yang akan merusak dan bertentangan dengan kaidah baku Bahasa Indonesia. Dengan adanya bahasa SMS justru memperkaya fleksibilitas berbahasa seseorang serta dapat menambah khasanah bahasa dan ilmu bahasa. Adapun kesimpulan kajian ini yaitu: 1) bentuk bahasa SMS dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis sering mengalami proses afaresis, sinkope, apokope, kontraksi, akronim, dan eliptisasai kalimat, 2) permainan angka dalam bahasa SMS digunakan sebagai pengganti lambang huruf, pengganti lafal huruf, dan tanda pengulangan lafal huruf, 3) penggunaan simbol dalam sms berfungsi sebagai penegas bahasa dan ekspresi penggunannya, dan 4) bahasa SMS seharusnya dimasukkan dalam disiplin ilmu bahasa tersendiri, yaitu smslinguistik.
PENDAHULUAN
Salah satu produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang booming saat ini adalah hand phone. Hand phone yang semula menjadi barang mewah dan dimiliki kalangan tertentu, saat ini bukanlah barang yang mahal dan bukan kebutuhan skunder lagi bagi seseorang. Bahkan hand phone sekarang berubah menjadi kebutuhan primer yang wajib dimiliki oleh mayoritas orang. Hal itu desebabkan oleh tuntutan kebutuhan komunikasi seseorang serta kepraktisan hand phone itu sendiri. Dengan adanya hand phone, seseorang tidak perlu menunggu lama untuk berkomunikasi dengan orang lain, teman, keluarga, dan lain-lain. Seseorang tidak perlu menunggu kabar berminggu-minggu dari sesamanya. Lewat hand phone, cukup dalam durasi beberapa menit/detik, ia sudah dapat mengetahui kabar sesamanya dengan jelas. Itu dapat dilakukan dengan telepon maupun hanya sekedar sms saja. Tidak hanya itu, bagi muda-mudi dan remaja, hand phone bahkan dapat dijadikan sebagai sarana bercinta. Hand phone juga berfungsi untuk menyimpan informasi, membuat daftar pekerjaan atau perencanaan pekerjaan, mencatat appointment (janji pertemuan) dan dapat disertakan reminder (pengingat waktu), kalkulator untuk perhitungan dasar sederhana, mengirim dan menerima email, mencari informasi dari internet, integrasi ke peralatan lain seperti PDA, Mp3 player, dan GPS (Yulianti 2008).
Memang, hand phone terkadang disalahgunakan fungsinya oleh penggunanya. Ada beberapa pengaruh negatif dari hand phone secara umum, yaitu mengganggu perkembangan anak, efek radiasi, rawan terhadap tindak kejahatan, sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku remaja, pemborosan dan lain-lain (Tias. 2009).
Walaupun demikian, tetap saja ada sisi positif yang diambil dari adanya hand phone. Hand phone merupakan sarana pemicu kreativitas manusia khususnya dari tinjauan kebahasaan. Ini bermanfaat bagi khasanah bahasa dan ilmu bahasa baik lokal maupun internasional. Secara tekstual, adanya hand phone menghadirkan konstruksi baru dalam ilmu bahasa, khususnya dalam bentuk ujaran bahasanya.
Cukup banyak variasi bentuk bahasa tulis yang muncul melalui hand phone. Variasi tersebut muncul dari tindak berbahasa melalui SMS. Beberapa variasi bahasa yang muncul diantaranya adalah adanya ujaran bahasa yang berbentuk sinkatan-singkatan, pemakaian angka sebagai simbol pengganti fonem dan morfem, dan lain-lain. Bahasa SMS yang digunakan oleh kebanyakan orang adalah bahasa yang bersifat praktis, singkat, padat, dan mewakili segala yang hendak diungkapkan oleh penuturnya. Oleh sebab itulah, bentuk bahasa yang tercipta melalui sms sering berupa singkatan-singkatan, simbol, dan bahasa elipsis. Bahasa sms tidak memperhatikan aturan baku kebahasaan. Bahasa sms hanya bersifat komunikatif.
Berdasarkan fenomena di atas, latar belakang pegkajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SMS dalam menciptakan konstruksi bentuk bahasa dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Selain itu, pengkajian ini juga dilatarbelakangi oleh suatu usaha dalam menambah khasanah bahasa dan ilmu bahasa, khususnya bahasa Indonesia.
Dalam kajian ini, rumusan masalah yang ditetapkan oleh tim pengkaji. adalah: bagaimana deskriptif analisis bentuk bahasa SMS yang menggunakan permainan angka, simbol sebagai pengganti huruf, tanda elipsis, dan bentuk-bentuk singkatan jika ditinjau dari aspek fonologi, morfologi, sintaksis? Ada dua manfaat dalam pengkajian ini. Kedua manfaat tersebut adalah manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Secara teoritis, pengkajian ini bermanfaat dalam menambah hasanah keilmuan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Secara praktis, pengkajian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan bagi pengkaji bahasa dan ilmu bahasa selanjutnya, dan bagi guru bahasa Indonesia dapat dijadikan sarana dalam memberikan gambaran bentuk serta pemahaman bahasa SMS jika ditinjau dari aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis kepada peserta didiknya.
Pembahasan bahasa SMS itu sering berupa artikel atau esai, makalah, sekripsi atau penelitian yang lain. Walaupun banyak yang membahas masalah ini, kebanyakan pembahasan yang dilakukan hanya bersifat ringan, seperti hanya menunjukkan sisi positif dan negatif dan bentuk bahasa SMS saja. Dengan demikian, pembahasan ini sangat penting dilakukan kembali secara mendalam. Sebagai wacana kepustakaan, berikut merupakan beberapa judul kajian terhadap bahasa SMS, di antaranya adalah: artikel yang berjudul “Apakah Bahasa SMS Itu Bertentangan dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar?” oleh Kris Bheda tahun 2007 dalam http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=3975/, “Bahasa Gaul dan Bahasa SMS” oleh Dyah tahun 2006 dalam http://balipod.com/bahasa-indonesia-forum-f19/bahasa-gaul-dan-bahasa-sms-t12663.html., “Bahasa SMS” oleh Irfan Budiman tahun 2009 dalam http://indonesiabuku.com/?p=1751., “SMS dan Bahasa Gaul yang Merusak Tata Bahasa” oleh Ardiansyah tahun 2007 dalam http://ardiansyah1889.wordpress.com/, dan lain-lain.
TUJUAN
Tujuan pengkajian ini secara umum merupakan suatu konsep kebahasaan. Secara lebih khusus, pengkajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk bahasa SMS yang menggunakan permainan angka, simbol sebagai pengganti huruf, tanda elipsis, dan bentuk-bentuk singkatan jika ditinjau dari aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis.
METODE
Kajian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Yang dimaksud dengan metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan kata-kata kemudian disusul analisis. Secara etimologis, deskriptif dan analisis berarti menguraikan, akan tetapi penerapannya dalam hal ini sangatlah berbeda. Dengan penggabungan dua istilah tersebut, maka metode deskriptif analitis merupakan sebuah cara pengungkapan suatu hal yang tidak serta-merta menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:53).
Data diartikan sebagai suatu alat untuk memperjelas pikiran yang sesungguhnya merupakan sumber informasi yang diperoleh dari sumber data. Sedangkan sumber data adalah subjek kajian dari mana data diperoleh (Siswantoro, 2005: 63). Sumber data dalam kajian ini adalah dokumentasi SMS yang terdapat di hand phone. Adapun datanya adalah berupa ujaran-ujaran bahasa SMS.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi berarti teknik yang dilakukan dengan cara mencari data yang berkaitan dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen rapat, dan lain-lain. Teknik ini dilakukan dengan maksud menmperoleh data dengan cara mencatat hal-hal yang berhubungan dengan tujuan kajian yang terdapat pada sumber data (Arikunto, 2002: 206).
Teknik analisis data yang dipakai dalam kajian adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk kata-kata dan tidak dalam bentuk angka-angka. Lebih lanjut Moleong (2005: 282) menegaskan bahwa langkah-langkah yang dipergunakan dalam teknik analisis data secara umum adalah: 1) cheking, 2) organizing, 3) coding, 4) description, 5) membaca kepustakaan yang relevan.
Instrumen merupakan alat pada waktu pengkaji menggunakan sesuatu metode dalam melakukan tindak kajiamnya (Arikunto, 2002:126). Kajian deskriptif analisis ini dikaitkan dengan kajian kualitatif. Dalam kajian kualitatif, Moleong (2005:8) menjelaskan bahwa instrumen kuncinya adalah pengkaji itu sendiri. Jadi, instrumen kajian dalam hal ini adalah pribadi peneliti sendiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum berbicara masalah bahasa SMS, perlu diketahui lebih dahulu definisi SMS. SMS (Short Message Service) merupakan sebuah sarana pengirim pesan singkat dan cepat yang dikirim melalui telepon seluler atau hand phone. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah bahasa SMS itu bersifat singkat ataukah berupa singkatan-singkatan kata?
Untuk mengetahui hal tersebut, pembahasan ini sedikit mencantumkan sejarah awal adanya SMS. Friedhelm Hillebrand, saat menjadi ketua layanan non-voice dalam jaringan Global System for Mobile Communications (GSM) tahun 1986 menetapkan sebuah kebijakan pada awal kelahiran layanan SMS. Ia menetapkan jumlah karakter untuk tiap pesan yang dikirim melalui SMS, yaitu 160 karakter. Jumlah ini mengacu kemaksimalan huruf dan spasi pada dua baris kata yang ditulis di mesin ketik. Penemuan Hillebrand itulah yang disepakati sebagai jumlah karakter dalam telepon seluler hingga sekarang. Temuan inilah yag kemudian dikenal sebagai magic number dan karakter resmi dalam layanan SMS (Bheda. 2007).
Berdasarkan fenomena di atas dapat dinyatakan bahwa yang bersifat singkat dalam layanan SMS adalah kapasitas jumlah karakter pengiriman pesannya. Hal itulah yang kemudian menuntut adanya tindak peringkasan ujaran bahasa yang dikirimkan melalui layanan SMS. Di sini, kreativitas peringkasan bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol, tanda elipsis, dan permainan angka, sangat dibutuhkan sebab untuk berkomunikasi tertulis dibatasi tarif.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah: apakah bahasa SMS yang penuh singkatan-singkatan, simbol, tanda elipsis, dan permainan angka dapat merusak kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar? Secara ketatabahasaan, bentuk bahasa SMS menyimpang dari kaidah resmi bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan oleh adanya kerumpangan ejaan bahasanya, penggunaan kata tidak baku, dan penggunaan simbol-simbol yang tidak sesuai dengan fungsinya. Itu jika ditinjau dari tataran tata bahasa baku Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, apabila bahasa SMS dipakai dalam forum resmi akan mengalami kesalahan yang fatal. Bahasa SMS adalah bahasa khusus dan sebaiknya hanya dipakai dalam situasi yang khusus pula, sama seperti bahasa gaul atau bahasa daerah.
Meskipun begitu, dari sudut pandang psikolinguistik atau sosiolinguistik, keberadaan bahasa SMS justru menambah keanekaragaman bentuk bahasa. Bahasa SMS dapat dijadikan objek kajian ilmu bahasa. Dari wilayah sosiolinguistik, misalanya, bentuk bahasa SMS dapat dikaji berdasarkan kelompok penggunannya, letak geografis daerah, dan lain-lain. Dari wilayah psikolinguistik misalnya: bentuk bahasa SMS dapat dikaji berdasarkan proses pemerolehan bahasa antara orang dewasa, remaja, dan anak-anak, selain itu juga dapat mengarah pada proses pemerolehan bahasa SMS bagi para pemula dan yang sudah lama mengoperasionalkan pesan SMS di hand phone.
Bahasa SMS pada dasarnya secara tidak disadari berkaitan dengan konsep hukum alam yang diungkapkan Kaum Atomis dan Newtonian. Mereka menganggap bahwa dalam usaha mencari dan menempati void (kehampaan), atom selalu mencari jalan yang sependek-pendeknya. Hukum ini berlaku pula dalam perilaku bahasa SMS. Pengirim pesan (encoder) selalu mengirim pesan (message) sesingkat mungkin kepada penerima pesan (decoder). Dalam proses pembentukan bahasanya, ada aspek kebahasaan yang patut untuk diperhatikan seperti fonologi, sintaksis morfologi, dan wacana (Nugraha, 2010).
Dalam aspek fonologi bahasa SMS, ada proses pengurangan jumlah suku kata dan pengubahan bunyi baik sebagai akibat dari penghilangan fonem pada awal, tengah, dan akhir kata tanpa memengaruhi makna kata. Istilah Ini biasa disebut afaresis, sinkope, dan apokope. Hal itu masuk dalam proses elisi bahasa, yaitu penanggalan bunyi-bunyi bahasa tertentu (Yulianto, 1989:72). Di wilayah fonologi terkadang tampak pula modifikasi yang muncul seperti penggabungan kata dengan angka yang bertujuan menyingkat suatu kata dengan tidak mengurangi maknanya.
Dalam aspek morfologi ada pembentukan kata dengan penggabungan dua kata dan memotong kata menjadi lebih pendek. Istilah ini disebut blending dan clipping. Hal itu masuk dalam proses kontraksi dan akronim. Kontraksi merupakan penyusutan fonem yang terjadi dalam dua kata atau lebih yang dijadikan satu. Akronim adalah singkatan yang dibentuk dari huruf-huruf kata uraian (Tarigan, 1993:106-107). Sedangkan dalam aspek sintaksis, ada proses pelesapan kata yang kebanyakan muncul dalam kalimat eliptis.
Berikut ini merupakan contoh riil bahasa SMS yang digunakan oleh seseorang ketika ia menyampaikan pesan kepada sesamanya. Bahasa-bahasa tersebut dinyatakan dalam bentuk singkatan-singkatan, simbol, tanda elipsis, dan permainan angka.
Teks 1: (x) da wkt g km skrang
(y) btw da pa?
(x) tlong bntu aq slesain tgas2Q
(y) Ok,gpp!
(x) bnr.....(?)
(y) y!!!
(x) makasi bnyk y!
Teks 2: (x) yank b5 g qt klo ktmu g da yg g3.msk mo cipika cipiki ja g b5. sX2 qt kluar y biar g drmh trs ktmue.i2 c pean jk s7???
(y) mauQ c g2 yank.tp qt k5na y?pean ja yg tntukn t4e
Teks 3: (x) hi QT..... pa g bs jd M8 u!!!
(y) :-/
(x) GF(???)
(y) g :”>
(x) g W4u!!!
Teks 4: (x) 4q bth $ skrn9.bls gpl.
(y) mf,hrni aq blm da so g bs ngasi km
(x) tlon9 crikn.4q bth b9t!!!
(y) gni,aq ksi bsk +%X
(x) mauQ skrn9
Makna Teks
Teks 1: (x) ada waktu gak kamu sekarang
(y) by the way (ngomong-ngomong) ada apa?
(x) tolong bantu aku selesaiin tugas-tugasku
(y) Oke,gak apa-apa!
(x) benar.....(?)
(y) ya!!!
(x) terima kasih banyak ya!
Teks 2: (x) sayang bisa gak kita kalau ketemu gak ada yang ganggu. Masak mau cium pipi kanan-pipi kiri saja gak bisa. Sekali-kali kita keluar ya biar gak di rumah terus ketemue. Itu sih sampean jika setuju???
(y) mauku sih begitu sayang. Tapi kita ke mana ya? Sampean saja yang tentukan tempate
Teks 3: (x) hai cute (keren)...... apa gue bisa jadi mate (kawan/kekasih) kamu!!!
(y) :-/ (bingung)
(x) girlfriend (pacar) (???)
(y) gue :”> (malu)
(x) gue waiting for you (menantimu)!!!
Teks 4: (x) aku butuh uang sekarang. Bales gak pakek lama.
(y) maaf, hari ini aku belum ada oleh sebab itu gak bisa ngasi kamu
(x) tolong carikan. Aku butuh banget!!!
(y) begini, aku kasih besok plus bunganya
(x) mauku sekarang
Analisis Fonologi
Ada tiga hal yang dapat diungkapkan dalam proses analisis fonologi ini. Ketiga hal itu mengarah pada elisi yang meliputi proses afaresis, sinkope dan apokope. Proses seperti itu tidak hanya terjadi pada konstruksi bahasa Indonesia saja, tetapi juga terjadi pada konstruksi bahasa Inggris dan Jawa yang diujarkan dalam bentuk SMS. Seluruh ungkapan bahasa SMS di atas merujuk pada ketiga hal tersebut jika ditinjau dari sisi fonologinya.
Ungkapan bahasa yang mengalami proses afaresis adalah kata “ada, apa, sayang, saja, sampean, you, dan begini.” Adapun bentuk pernyataan bahasa SMSnya ditulis dengan ungkapan: “da, pa, yank, ja, pean, u, dan gni.” Kata “pean” merupakan konstruksi bahasa Jawa, yaitu “sampean” yang mengalami penghilangan fonem “sam”. Fonem “u” mewakili kata “you” dari bahasa Inggris yang mengalami afaresis fonem “yo”. Kata “yank” untuk “sayang”, fonem “-ng” dinyatakan dengan “-nk”. Penggantian itu mengakibatkan adanya konstruksi bunyi glotal (?) yang bercampur dengan bunyi sengau “ng” jika kata “yank” dilisankan.
Ungkapan bahasa yang mengalami proses sinkope adalah kata “waktu, kamu, sekarang, benar, banyak, bisa, kita, kalau, ketemue, yang, masak, mau, keluar, rumah, terus, jika, tapi, tentukan, hai, cute, jadi, butuh, maaf, belum, tolong, carikan, banget, kasi, dan besok. Adapun pernyataan bahasa SMSnya ditulis dengan ungkapan: “wkt, km, skrang, bnr, bnyk, bs, qt, klo, ktmu, yg, msk, mo, kluar, rmh, trs, ktmue, jk, tp, tntukn, hi, QT, jd, bth, mf, blm, tlong, crikn, bgt, ksi, dan bsk.
Dalam proses sinkope yang kerap dihilangkan adalah bunyi vokol, walaupun ada sebagian konsonan yang juga dihilangkan. Kata “ketemue” merupakan kata yang terkontaminasi oleh bahasa Jawa. Jika dinyakan dalam bahasa baku Bahasa Indonesia ungkapan itu menjadi “bertemunya”. Fonem “e” tersebut menggantikan fonem “nya” dan awalan “ke-” menggantikan awalan “ber-”. Kata “kalau” dalam bahasa SMS menjadi “klo (dibaca kalo)”. Perubahan bunyi itu dinamakan proses monoftongisasi, yaitu perubahan dari diftong “aw” dalam kata “kalau” menjadi monoftong “o”.
Kata “mau” yang ditulis “mo” itu bukanlah motoftongisasi (Yilianto, 1989:73). Kata “mau” menjadi “mo” tidak berupa monoftong melainkan hanya deret vokal saja. Perubahan deret vokal “au” menjadi “o” itu dinamakan proses asimilasi dekat (Yilianto, 1989:69). Hal itu seperti dalam penulisan ejaan lama, fonem “u” dinyatakan dengan “oe”.
Kata “QT” diambil dari proses pelafalan kata “cute” (dibaca kju:t) yang berarti keren, tampan, cantik, atau menarik. Kata tersebut berasal dari bahasa Inggris. “Kju;t” menjadi “QT” juga mengalami proses asimilasi dekat.
Ungkapan bahasa yang mengalami proses apokope adalah kata “gak, oke, ya, sih, gue, dan kamu”. Kata-kata itu ditulis dengan ungkapan “g, ok, y, c, g, dan km”. Pada teks ada dua penulisan yang sama tetapi menjadi ikon dua kata yang berbeda. Dua kata itu adalah “gak” dan “gue” yang diikonkan dengan fonem “g” saja. Hal itu tentunya disesuaikan dengan pengguna SMS itu sendiri. Sekali lagi, bahasa SMS merupakan bahasa pribadi yang ada kalanya hanya dapat dipahami oleh antarpenggunannya saja dan juga dapat ditinjau dari sosiolinguistiknya.
Jika ditinjau dari segi sosiolinguistik, kata “gak” berasal dari bahasa Jawa yang artinya tidak. Adapun kata “gue” merupakan kata hasil produksi masyarakat metropolis yang diistilahkan dengan bahasa gaul. Kata-kata seperti itu tidak heran jika mewarnai bahasa SMS sebab bahasa SMS terbentuk dari sosiologi pengguna bahasa itu sendiri. Jika pengguna bahasa adalah orang terpelajar yang menguasi beberapa bahasa asing (Inggris misalnya), tidak menutup kemungkinan bahasa SMSnya diwarnai dengan istilah-istilah dari bahasa asing itu sendiri.
Kata “sih” yang merupakan kata sandang dalam bahasa SMS dinyatakan dengan fonem “c”. Pengambilan fonem “c” sebagai pengganti kata “sih” berorientasi pada tindak pelafalan dalam bahasa Inggris. Huruf “c”(Inggris) dilafalkan dalam bahasa Indonesia dengan lafal “si”. Jadi, fonem yang mengalami proses apokope adalah fonem “h”.
Analisis Morfologi
Pada wilayah morfologi, yang menjadi fokus adalah pelesapan (penghilangan) dan penggabungan kata dengan kata dan bukan huruf dalam kata. Morfem-morfem yang mengalami proses tersebut dalam bahasa SMS di atas dikategorikan dalam proses kontraksi dan akronim. Kata-kata tersebut di antaranya adalah: “gak apa-apa, terimakasih, cium pipi kanan, cium pipi kiri, girlfriend, gak pakek lama” yang dinyatakan dalam bahasa SMS dengan kata “gpp, makasi, cipika, cipiki, GF, dan gpl”. Kata yang mengalami proses kontraksi hanyalah kata “terima kasih” yang berubah menjadi “makasi”. Adapun kata-kata yang mengalami proses akronim adalah “gak apa-apa, cium pipi kanan, cium pipi kiri, girlfriend, gak pakek lama”.
Akronimisasi kata “gak apa-apa” diambil dari huruf depanya yaitu: “g dan p”. Akronimisasi kata “cium pipi kanan” diambil dua huruf depannya, yaitu: “ci, pi, dan ka”. Akronimisasi kata “cium pipi kiri” diambil dua huruf depannya” “ci, pi, dan ki”. Akronimisasi kata “gak pakek lama” diambil huruf depanya: “g, p, dan l”.
Akronimisasi kata “GF” merujuk pada kata “girlfriend” yang artinya teman perempuan (pacar/teman dekat). Kata “girlfriend” merupakan frase endosentris modifikasi nominal yang berasal dari dua kata, yaitu “girl” dan “friend”. “GF” diambil dari inisial huruf depan frase tersebut.
Analisis Sintaksis
Analisis sintaksis ini mengarah pada pelesapan frase atau klausa dalam kalimat. Dalam istilahnya, peristiwa ini dinamakan proses elipsis. Kata yang merujuk pada peristiwa ini dikategorikan sebagai tanda elipsis. Adapun dalam satuan kalimatnya disebut dengan kalimat eliptis, yaitu kalimat tidak lengkap yang terjadi dari pelesapan beberapa bagian dari klausa dan diturunkan dari kalimat tunggal (Kridalaksana, 1993:93).
Ungkapan bahasa sms yang mengalami proses tersebut di atas adalah ungkapan yang terdapat pada teks 1. Ungkapan tersebut adalah: (y) OK, gpp!, (x) bnr.....(?), (y) y!!!” Kata “bnr” dan “y” perposisi sebagai tanda elipsis dan kalimat eliptis dari pernyataan “oke, gak apa-apa!”, “benar” dan “ya”. Kalimat efektifnya adalah: “oke, gak apa-apa, aku bisa bantu kamu!”, benar, kamu bisa bantu aku?”, “iya, aku bisa bantu kamu!!!”.
Selain dari teks 1, peristiwa tersebut juga terdapat pada teks 2. Dalam teks tersebut ditandai dengan ugkapan “GF(???)”, yaitu girlfriend. Adapun kalimat lengkapnya adalah: “apa gue bisa jadi girlfriendmu(???)”
Permainan Angka
Bahasa SMS memang sangat variatif dan mengandung unsur kreativitas yang tinggi dari pelakunya. Tidak heran jika sewaktu-waktu akan muncul ungkapan baru dari bahasa tersebut. Hal inilah yang suatu saat perlu dimunculkan keilmuan baru tentang bahasa. Para pakar bahasa sudah selayaknya mengangkat disiplin ilmu bahasa yang baru, yaitu smslinguistik.
Berkaitan dengan feomena di atas, bahasa SMS secara konstruksi fonemis kerap terjadi perubahan atau penggantian fonem di dalamnya. Penggantian fonem itu dilakukan dengan memasukkan konstruksi angka-angka di dalamnya. Penyematan angka-angka tersebut memiliki fungsi yang bervariasi. Fungsi-fungsi itu di antaranya adalah, sebagai pengganti lambang huruf, pengganti bunyi huruf, dan tanda pengulangan bunyi.
Yang termasuk dalam fungsi pengganti lambang huruf dalam bahasa SMS di atas adalah: “b5, tlon9, 4q, b9t, dan skrn9”. Angka 5 pada kata “b5” menggantikan huruf “s”. Angka “9” pada kata “tlon9, b9t, skrn9”, menggantikan lambang huruf “g”. Adapun angka “4” pada kata “4q” menggantikan lambang huruf “a”.
Angka-angka yang berfungsi sebagai pengganti bunyi huruf dalam bahasa SMS di atas adalah: “g2, i2, M8, k5na, W4u, s7, t4e”. Angka 2 menggantikan bunyi huruf “tu” pada kata “gtu (g2) dan itu (i2)”. Proses ini diambil dari pelafalan bahasa Inggris yaitu angka dua (two dibaca tu;). Angka 8 pada kata “M8” menggantikan bunyi huruf “et” dalam ungkapan “mate” yang artinya kekasih. 8 dalam bahasa Inggris adalah “eight”. Kata “eight” mengalami proses sinkope bunyi “igh”. Angka 5 pada kata “k5na” tidaklah sebagai pengganti lambang “s” melainkan menggantikan bunyi huruf “ma”. Kata “k5na” maksudnya adalah “kemana”. Angka 5 mengalami proses afaresis sehingga yang difunsikan hanyalah bunyi huruf “ma”-nya saja. Angka 4 pada kata “W4u” menggantikan kata “for”. Dalam kalimat sebenarnya, kata “W4u” maksudnya adalah “waiting for you”. Angka 4 (four) mengalami peristiwa sinkope yaitu dengan penghilangan vokal “u”. Berbeda dengan angka 4 pada kata “t4e”, angka itu menggantikan bunyi huruf “empat” sehingga didapat satu ungkapan kata “tempate”. Angka 7 pada kata “s7” meggantikan kata “tuju”. 7 jika ditulis huruf adalah “tujuh”, berarti mengalami proses apokope dengan menghilangkan huruf “h”.
Angka-angka yang berfungsi sebagai tanda pengulangan bunyi huruf dapat dilihat dari ungkapan “tgas2 dan g3”. Angka 2 menandai bahwa kata “tgas (tugas)” harus diulang dua kali hingga kata tersebut menjadi kata ulang utuh, yaitu “tugas-tugas(tgas-tgas)”. Angka 3 pada kata”g3” menandai bahwa huruf “g” harus diulang sebanyak tiga kali sehingga tersusun konstruksi “ggg” yang maksudnya adalah “ganggu”.
Simbol sebagai Pengganti Kata maupun Kalimat
Simbol-simbol tertentu sering digunakan dalam bahasa SMS sebagai pengganti kata muaupun kalimat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan: “bnr.....(?), y!!!, i2 c pean jk s7???, :-/, GF(???), g :”>, 4q bth $ skrn9.bls gpl., dan gni,aq ksi bsk +%X”. Tanda “...........” maksud kalimatnya adalah “sms atau percakapan ini masih berlanjut”. Tanda “(?)” maksud kalimatnya adalah “saya masih ragu”. Tanda “???” menyimbolkan makna kalimat “saya bertanya dengan sungguh-sungguh”. Tanda “(???)” menyimbolkan makna kalimat “saya benar-benar meragukan kata-kata anda”. Tanda “!” maksudnya adalah “saya sungguh-sungguh. Tanda “!!!” maksudnya adalah “saya benar-benar sungguh-sungguh dengan kata-kata saya”. Simbol $ merupakan simbol mata uang dolar. Maksud simbul tersebut merujuk pada kata “uang”. Simbol “+” merujuk pada penambahan sehingga kata yang diambil adalah kata “tambah”. Simbol % jika diungkapkan dalam satuan kata adalah “persen” sehingga maksud yang diambil adalah “bunga uang atau persenan (bahasa Jawa)”. Simbol “X” dalam bahasa SMS di atas dipakai sebagai kata ganti “-nya”. Jika ketiganya digabungkan, yaitu +%X, memiliki maksud: “aku tambahi bunganya”.
 Simbol :-/ jika posisinya di balik didapat sebuah gambar ekspresi wajah seperti ini . Ekspresi ini jika dinyatakan dalam bentuk kalimat adalah: “saya bingung”.
 Simbol :”> jika posisinya dibalik akan didapat sebuah gambar ekspresi wajah seperti ini . ini jika dinyatakan dalam bentuk kalimat adalah: “saya malu”.
KESIMPULAN
Ada beberapa butir yang dapat disimpulkan dalam kajian ini. Beberapa butir tersebut di antaranya adalah: 1) bentuk bahasa SMS dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis sering mengalami proses afaresis, sinkope, apokope, kontraksi, akronim, dan eliptisasi kalimat, 2) permainan angka dalam bahasa SMS digunakan sebagai pengganti lambang huruf, pengganti lafal huruf, dan tanda pengulangan lafal huruf, 3) penggunaan simbol dalam sms berfungsi sebagai penegas bahasa dan ekspresi penggunannya, dan 4) bahasa SMS seharusnya dimasukkan dalam disiplin ilmu bahasa tersendiri, yaitu smslinguistik.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:.Rineka Cipta.
Bheda, Kris. 2007. “Apakah Bahasa SMS Itu Bertentangan dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar?” dalam http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=3975/).
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.:Remaja Rosdakarya.
Nugraha, Firman. 2010. “Pembelajar Bahasa dan Sastra”./dalam Pikiran Rakyat. Jakarta.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Tias, Sandy. 2009. “Handphone bagi Kehidupan Remaja”, dalam http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php/artikel./).
Yulianti, Fitri. 2008. “Pengaruh Hand Phone terhadap Individu dan Lingkungan Sosial”, dalam http://one.indoskripsi.com/makalah/pengantar-teknologi-informasi/.
Yulianto, Bambang. 1989. Fonologi. Surabaya: IKIP Surabaya Press.
Diposkan oleh goblok di 12:21
Label: AKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar