SELAMAT DATANG

Rabu, 30 Mei 2012

Wacana 2

a.    Pronomina, contoh wacanaya
Ani, Berta dan Clara sedang duduk-duduk di beranda depan rumah pak Dadi. Mereka sedang asyik berbincang-bincang. Sebenarnya mereka sedang menanti saya dan gando. Untuk belajar bersama-sama. Saya tiba dan menyapa mereka. Dengan ucapan selamat sore. Gando belum juga tiba. Mungkin dia terlambat datang karena mobilnya mogok. Sebentar kemudian dia pun tiba. “Maaf saya terlambat, tadi kendaraan padat benar di jalan. Mungkin kalian sudah jengkel menanti saya! “Ani menjawab dengan tersenyum:”Tidak apa-apa, kami memaafkan kamu, Gando: Teman-teman mari kita mulai membicarakan dan mengerjakan pekerjaan rumah kita: pelajaran Bahasa Indonesia. “kami asyik berdiskusi, dan semua tugas dapat kami selesaikan dengan baik.
(1)    Ani, Berta dan Clara sedang duduk-duduk di beranda depan rumah pak Dadi.
(2)    Mereka sedang asyik berbincang-bincang. Sebenarnya mereka sedang menanti saya dan gando.
(3)    Untuk belajar bersama-sama. Saya tiba dan menyapa mereka.
(4)    Dengan ucapan selamat sore. Gando belum juga tiba. Mungkin dia terlambat datang karena mobilnya mogok.
(5)    Sebentar kemudian dia pun tiba. “Maaf saya terlambat, tadi kendaraan padat benar di jalan. Mungkin kalian sudah jengkel menanti saya!
(6)    “Ani menjawab dengan tersenyum:”Tidak apa-apa, kami memaafkan kamu, Gando: Teman-teman mari kita mulai membicarakan dan mengerjakan pekerjaan rumah kita: pelajaran Bahasa Indonesia.
(7)    “kami asyik berdiskusi, dan semua tugas dapat kami selesaikan dengan baik.

b.    Subtitusi, contoh wacananya
Saya dan paman masuk kewarung kopi. Paman memesan kopi susu. Saya juga mau satu. Keinginan kami rupanya sama. Paman bercita-cita untuk menyekolahkan anak-anaknya keperguruan tinggi agar mereka menjadi sarjana yang berguna bagi keluarga dan masyarakat serta memperoleh penghasilan yang cukup. Oleh karena itu, paman bekerja membanting tulang mencari uang buat biaya anak-anaknya itu. Saya rasa cita-cita yang demikian merupakan cita-cita semua orang tua. Orang tua di kampung kami melakukan hal yang sama demi masa depan anak-anak mereka.
(1)    Saya dan paman masuk kewarung kopi.
(2)    Paman memesan kopi susu. Saya juga mau satu. Keinginan kami rupanya sama.
(3)    Paman bercita-cita untuk menyekolahkan anak-anaknya keperguruan tinggi agar mereka menjadi sarjana yang berguna bagi keluarga dan masyarakat serta memperoleh penghasilan yang cukup.
(4)    Oleh karena itu, paman bekerja membanting tulang mencari uang buat biaya anak-anaknya itu.
(5)    Saya rasa cita-cita yang demikian merupakan cita-cita semua orang tua.
(6)    Orang tua di kampung kami melakukan hal yang sama demi masa depan anak-anak mereka.

c.    Elipsis, contoh wacananya
Evi dan Geri senang sekali mendaki gunung sebagai sport utama mereka. Justru Feri dan Ninon sebaliknya; mereka senang memancing. Setiap hari minggu Feri dan Ninon perg memancing ke Situ Lembang. Mereka membawa perangkat pancing beberapa buah. Minggu yang lau saya meminjam satu. Siapa yang memperoleh ikan lebih dari dua puluh kilo diberi hadiah sebuah radio transitor oleh pemilik pemancingan itu. Minggu yang lalu justru Feri pula yang berhasil.
(1)    Evi dan Geri senang sekali mendaki gunung sebagai sport utama mereka.
(2)    Justru Feri dan Ninon sebaliknya; mereka senang memancing.
(3)    Setiap hari minggu Feri dan Ninon perg memancing ke Situ Lembang.
(4)    Mereka membawa perangkat pancing beberapa buah. Minggu yang lau saya meminjam satu.
(5)    Siapa yang memperoleh ikan lebih dari dua puluh kilo diberi hadiah sebuah radio transitor oleh pemilik pemancingan itu.
(6)    Minggu yang lalu justru Feri pula yang berhasil.

d.    Konjungsi, contoh wacananya
Badan terasa kurang enak, tetapi dia masuk kantor juga karena banyak tugas yang harus diselesaikan dengan segera. Masuk atau tidak masuk kantor, Pekerjaan harus selesai sebab bulan depan akan diadakan serah terima jabatan, baik yang digantikan maupun pengganti harus dipertemukan pada saat itu. Meskipun misalnya seseorang tidak ingin dipindahkan ketempat lain, tetapi kalau surat keputusan telah dikeluarkan, maka perpindahan harus dilaksanakan selekas mungkin. Akhirnya dia mengetahui dengan pasti bahwa dia dipindahkan ke Kota yang lebih besar dan ramai. Sesudah membaca surat keputusan itu dia merasa gembira sebab sebelum itu dia menduga bahwa dia akan dipindahkan di Kota kecil dan terperinci entah di Kalimantan entah di Irian.
(1)    Badan terasa kurang enak, tetapi dia masuk kantor juga karena banyak tugas yang harus diselesaikan dengan segera.
(2)    Masuk atau tidak masuk kantor, Pekerjaan harus selesai sebab bulan depan akan diadakan serah terima jabatan, baik yang digantikan maupun pengganti harus dipertemukan pada saat itu.
(3)    Meskipun misalnya seseorang tidak ingin dipindahkan ketempat lain, tetapi kalau surat keputusan telah dikeluarkan, maka perpindahan harus dilaksanakan selekas mungkin.
(4)    Akhirnya dia mengetahui dengan pasti bahwa dia dipindahkan ke Kota yang lebih besar dan ramai.
(5)    Sesudah membaca surat keputusan itu dia merasa gembira sebab sebelum itu dia menduga bahwa dia akan dipindahkan di Kota kecil dan terperinci entah di Kalimantan entah di Irian.

e.    Repitisi, contoh wacanya
Dahulu tugas wanita itu hanya mendampingi suami, mengasuh anak,dan mengurus rumah tangga. Akan tetapi, skarang zamanya sudah berubah. Wanita mendapat kelonggaran melangkahi maju di luar rumah, asalkan tidak meninggalkan tugasnya sebagai ratu rumah tangga. Wanita menjadi sumber daya manusia yang besar, yang membantu laju pembangunan nasional.
(1)    Dahulu tugas wanita itu hanya mendampingi suami, mengasuh anak,dan mengurus rumah tangga.
(2)    Akan tetapi, skarang zamanya sudah berubah.
(3)    Wanita mendapat kelonggaran melangkahi maju di luar rumah, asalkan tidak meninggalkan tugasnya sebagai ratu rumah tangga.
(4)    Wanita menjadi sumber daya manusia yang besar, yang membantu laju pembangunan nasional.

f.    Sinonim, contoh wacanya
Bambang, Asri, Winanti dan rombongan sudah sampai di Karang Karandhan, kemudian membersihkan badan yang kotor karena kena lumpur. Sementara itu, dia tetap masih memikirkan siapakah para Durjana yang berani mengintai nyawanya. Orang mana dan apa perlunya sehingga sampai menginginkan kematianya. 
(1)    Bambang, Asri, Winanti dan rombongan sudah sampai di Karang Karandhan, kemudian membersihkan badan yang kotor karena kena lumpur.
(2)    Sementara itu, dia tetap masih memikirkan siapakah para Durjana yang berani mengintai nyawanya.
(3)    Orang mana dan apa perlunya sehingga sampai menginginkan kematianya
g.    Antonim, contoh wacananya
Malam itu suara dan tingkah Rangga Kuwata keras dan kasar sehingga menjadikan takut orang yang berbuat curang. Akan tetapi, setelah Dirja kelihatan takut dan gemetar, lalu berganti lembut dan halus.
(1)    Malam itu suara dan tingkah Rangga Kuwata keras dan kasar sehingga menjadikan takut orang yang berbuat curang.
(2)    Akan tetapi, setelah Dirja kelihatan takut dan gemetar, lalu berganti lembut dan halus.

h.    Hiponim, contoh wacananya
Paman Martareja ketika masih menjadi lurah di Desa Bukungan, kalau naik kendaraan sering berganti-ganti. Tetapi, sekarang malah sebaliknya, setelah tidak menjadi lurah dan mulai membiayai anak-anaknya yang hampir di Perguruan Tinggi, dia kalau pergi ke mana saja selalu naik sepeda.
(1)    Paman Martareja ketika masih menjadi lurah di Desa Bukungan, kalau naik kendaraan sering berganti-ganti.
(2)    Tetapi, sekarang malah sebaliknya, setelah tidak menjadi lurah dan mulai membiayai anak-anaknya yang hampir di Perguruan Tinggi, dia kalau pergi ke mana saja selalu naik sepeda.
i.    Korelasi, contoh wacananya
Berita tentang Ayah yang memperkosa anak kandungnya sendiri sudah di muat di media massa. Koran yang terbit hari ini pun masih memuat hal tersebut.
(1)    Berita tentang Ayah yang memperkosa anak kandungnya sendiri sudah di muat di media massa.
(2)    Koran yang terbit hari ini pun masih memuat hal tersebut.

j.    Ekuivalensi, contoh wacananya
Kursi mewah yang banyak dipakai di hotel, vila, dan rumah-rumah mewah di luar negeri itu ternyata berasal dari Cirebon. Barang itu merupakan hasil karya tangan dan jiwa seni anak-anak desa di daerah Cirebon. Dengan alat sederhana, para perajin memotong-motong rotan. Kemudian menciptakan berbagai bentuk kerangka kursi dan meja. Setelah kerangka itu diampelas, lalu dipasang anyaman yang terbuat dari kertas semen. Kertas semen itu dipilih-pilih menjadi seutas tali, lalu dianyam. Tali itu dianyam dengan mesin pada kawat yang telah dibungkus kertas semen. Dengan demikian, terbentuklah anyaman tali kertas seperti lembaran kertas yang disebut loom. Bahan baku berupa lembaran anyaman kertas ini masih didatangkan dari Eropa.
(1)    Kursi mewah yang banyak dipakai di hotel, vila, dan rumah-rumah mewah di luar negeri itu ternyata berasal dari Cirebon.
(2)    Barang itu merupakan hasil karya tangan dan jiwa seni anak-anak desa di daerah Cirebon.
(3)    Dengan alat sederhana, para perajin memotong-motong rotan.
(4)    Kemudian menciptakan berbagai bentuk kerangka kursi dan meja.
(5)    Setelah kerangka itu diampelas, lalu dipasang anyaman yang terbuat dari kertas semen.
(6)    Kertas semen itu dipilih-pilih menjadi seutas tali, lalu dianyam.
(7)    Tali itu dianyam dengan mesin pada kawat yang telah dibungkus kertas semen. 
(8)    Dengan demikian, terbentuklah anyaman tali kertas seperti lembaran kertas yang disebut loom.
(9)    Bahan baku berupa lembaran anyaman kertas ini masih didatangkan dari Eropa.
   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar